Jumat, 26 Maret 2010

Warga Panyabungan Terkena Pemadaman Bergilir


Liputan6.com, Jakarta: Kenyataan pahit karena listrik mati, kini menjadi langganan sehari-hari warga Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatra Utara. Betapa tidak, mulai Sabtu (20/3) pagi Perusahaan Listrik Negara mematikan aliran listrik secara bergilir 10 jam lamanya. Akibatnya, aktivitas warga terganggu, termasuk para wiraswastawan.

Untuk menjalankan usaha, mereka terpaksa menyalakan genset. Jika tidak, mereka akan ditinggal pelanggan. Tentu saja langkah ini akan menambah pengeluaran, bahkan lebih sering merugi. Lebih parah lagi, dalam waktu dekat PLN berencana akan menaikkan tarif dasar listrik.

Menanggapi keluhan pelanggan, pihak PLN setempat saat ini sudah mulai memperbaiki sejumlah fasilitas listrik yang sudah tua. Namun langkah ini tidak menjamin tidak akan ada pemadaman listrik. Dengan pernyataan ini, masyarakat Mandailing Natal nampaknya harus terima nasib.(ADO)

Sabtu, 20 Maret 2010

Jangan Biarkan Narkoba Menjajah Generasi Muda


PANYABUNGAN : Narkoba adalah musuh bangsa termasuk pelajar dan generasi muda. Tidak ada sejarahnya narkoba membuat bahagia, sebaliknya justru menyeret ke gerbang kesengsaraan yang nyata. Maka, tak ada kata lain bagi pelajar dan generasi muda untuk memerangi dunia bernama narkoba.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Madina Drs.H.Musaddad Daulay,MM saat membuka sekaligus menjadi nara sumber pada kegiatan penyuluhan bahaya penyalahahgunaan narkoba bagi ratusan pelajar,pemuda dan masyarakat dilaksanakan Yayasan Pemuda Indonesia ( YPI) Sumut di aula hotel Madina Sejahtera Panyabungan,Rabu ( 10/3).

Menurutnya,peredaran narkoba dan pengguna narkoba kini semakin merebah ditengah-tengah masyarakat Indonesia ,sehingga kondisi sangatlah memperihatinkan bagi bangsa Indonesia .

Selain itu,Musaddad mengungkapkan,barang yang hanya menjanjikan kebahagiaan sesaat itu kini tidak hanya menyerang para orang dewasa saja. Penyalahgunaan narkotika, psiokotropika, dan bahan adiktif lainya kini juga semakin membius para remaja, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mereka itu adalah para pelajar dan mahasiswa Indonesia .

Keadaan ini lanjutnya pasti mengguncang dunia pendidikan di Indonesia . Para pelajar dan mahasiswa yang kata orang adalah masa depan bangsa atau bibit-bibit pemimpin bangsa malah justru melakukan tindakan yang melanggar hukum. Ini merupakan perbuatan di luar dugaan.

Karenanya, siswa-siswi di Madina diharapkan untuk giat mengasah minat seperti berkesenian dan olah raga, disamping disiplin untuk belajar giat sebagai tugas utama,jangan kita biarkan narkoba itu menjajah generasi muda Madina.

“Disamping belajar giat, kembangkan terus bakat-bakat seperti seni musik, olah raga dan kegiatan positif lain yang kelak berguna untuk bekal. Yang pasti, jangan mendekati narkoba apalagi mencicipi dan mencoba-coba. Karena narkoba hanya akan menjerumuskan generasi muda ke lembah kesengsaraan,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Kapolres Madina diwakili Kasat Narkoba Iptu E.Banjar Nahor mengatakan bahwa sudah sepatutnya pemerintah dan semua elemen masyarakat tanggap dan mendukung upaya pemberantasan narkoba ini untuk menyelamatkan generasi muda kita dari bahaya narkoba yang semakin mengerikan.

Kampanye dan penyuluhan pemberantasan narkoba di Madina lanjutnya, masih sangat perlu ditingkatkan agar gaungnya semakin dapat dirasakan oleh masyarakat luas,sehingga jaringan peredaran narkoba semakin menurun dan korbannya semakin berkurang.

” Kami merasa bangga dan sangat mendukung adanya kegiatan penyuluhan seperti ini,sehingga kampanye dan gebrakan yang dilakukan selama ini akan semakin berkesinambungan,sehingga peredaran narkoba tidak semakin merajalela,” ujarnya.

Sementara Ketua YPI Sumut Muliadi Nasution,SP.Di menjelaskan,kegiatan bertujuan penyuluhan bahaya narkoba bagi pelajar,pemuda dan masyarakat ini dimaksudkan untuk mengoptimalisasi pemberdayaan potensi pelajar dan pemuda sebagai penyuluh pencegahan narkoba di lingkungan pendidikan Sekolah dan teman sebaya agar perubahan gaya hidup menuju kearah gaya hidup sehat tanpa narkoba dapat terwujud.

Kata dia, bahaya penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh para remaja pelakar dan kondisinya kini sudah sangat memprihatinkan dan merupakan ancaman sangat serius bagi penerima estapet kepemimpinan kita ke depan.

Oleh karenanya, Yayasan Pemuda Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Advokasi Rakyat Sumut dan beberapa instansi terkait di Madina merasa perlu untuk memberikan penyuluhan kepada pelajar,pemuda dan masyarakat sejak dini.Hal ini untuk mencengah supaya pelajar di Madina bisa terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

“ Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran bagi pelajar,pemuda dan masyarakat tentang bahaya narkoba sudah sangat mendasar ditengah-tengah masyarakat,sehingga mereka akan berupaya menjauhinya sekaligus bisa menjadikan Sumut bersih narkoba,” lanjutnya.***.

Panyabungan, 10 Maret 2010
Sumber: http://www.madina.go.id/news/news_item.asp?NewsID=152

Selasa, 16 Maret 2010

Gubsu Silaturrahmi ke Ponpes Purbabaru



Pimpinan Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Mandailing Natal H Mustafa Bakri Nasution menyetakan kepemimpinan Gubsu H Syamsul Arifin SE telah dirasakan masyarakat Sumut terutama pola komunikasi yang dibangunnya tidak berjarak dengan rakyat dan visi misinya menyentuh aspek-aspek kehidupan mendasar masyarakat.
Hal ini dikatakannya ketika menerima kunjungan silaturrahmi Gubsu H Syamsul Arifin SE ke Pondok Pesantren tersebut di sela-sela kunjungan kerja Gubsu ke Kabupaten Mandailing Natal, kemarin.
Pada kunjungan ke kabupaten ini Gubsu juga melantik dan mengukuhkan Panitia MTQ ke-32 tingkat Sumut serta mencanangkan dan memberikan bantuan awal pembangunan sarana fasilitas sosial pasca bencana alam di Kecamatan Muara Batanggadis yang berasal dari bantuan masyarakat melalui Rekening Sumut Peduli.
Lebih lanjut H Mustafa Bakri Nasution mengemukakan keluarga besar Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru senantiasa mendukung kepemimpinan dan program Gubsu H Syamsul Arifin SE. Mereka juga mendoakan agar Syamsul Arifin dalam melaksanakan kepemimpinannya dijauhkan oleh Allah SWT dari segala fitnah dan musibah.
Pimpinan Pondok Pesantren yang didirikan oleh Almarhum Tuan Sjech H Mustafa Husin Nasution pada tahun 1912 dan kini memiliki sekitar 8.200 santri ini mengimbau sesama pimpinan dan umat agar tidak saling menyebar fitnah, apalagi fitnah yang dikembangkan dapat menyesatkan masyarakat bahkan memecah belah persatuan dan kesatuan.
Pada kunjungan ini Gubsu H Syamsul Arifin SE beserta rombongan disambut ribuan santri. Gubsu mengemukakan gembira dan sangat bersyukur dapat berkunjung dan bersilaturrahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren ini yang telah dijanjikannya jauh-jauh hari sebelum menjabat sebagai Gubsu.
"Saya sangat gembira dan bersyukur dapat bersilaturrahmi di sini. Pemerintah Provinsi Sumut maupun saya pribadi mendukung sepenuhnya program-program yang dilaksanakan Pondok Pesantren tertua di Sumut ini," ujarnya.
Gubsu mengakui keberadaan Pondok Pesantren termasuk Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Mandailing Natal sangat strategis terutama memberhasilkan dua misi utama yaitu rakyat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rakyat tidak bodoh.
"Peran Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru sangat diperlukan dalam memperkokoh keimanan dan ketakwaan masyarakat dalam memperkuat eksistensi basis masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal sebagai 'Serambi Mekkah' di pantai barat Sumut," ujarnya.
Gubsu berharap agar Ulama mendoakan para pemimpin di daerah ini tidak saling mencela, tidak menyebar fitnah, apalagi berkhianat karena indikasi ini adalah penyakit hati yang harus dihindari. "Mari kita mendoakan semoga orang-orang yang menyebar fitnah agar dibimbing oleh Allah SWT untuk kembali ke jalan yang benar," ujarnya.
Gubsu berulang mengemukakan agar semua pihak saling hidup rukun dan damai, tidak saling menyalahkan karena jika kita satu kali menyalahkan orang maka kita harus siap empat kali disalahkan orang.
Pada kesempatan kunjunga kerja ini Gubsu berkesempatan memberikan bantuan pembangunan lokal untuk Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru serta berziarah ke makam pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Tuan Sjech H Mustafa Husin Nasution. ***

Sumber: http://inimedanbung.com/node/6188/Rabu 10 Februari 2010 — Admin

Minggu, 14 Maret 2010

Menjelang UN, Disdik se-Sumut Teken Integritas Kejujuran

MEDAN (Berita): Dinas Pendidikan (Disdik) se-Sumatera Utara menandatangani perjanjian integritas kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan digelar mulai 23 Maret mendatang. Penandatanganan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatangan perjanjian yang dilakukan oleh Disdiksu dengan kementrian pendidikan nasional (Kemendiknas) beberapa waktu lalu.

“Kejujuran dalam pelaksanaan UN adalah tanggung jawab semua pihak, kita tidak ingin UN kali ini di nodai dengan hal-hal yang melanggar etika,” ujar kepala dinas pendidikan Sumatera Utara (Kadisdiksu), H Bahrumsyah usai melaksanakan penandatangan integritas kejujuran dalam pelaksanaan UN dikantornya Jalan T Cik Ditiro Medan, Jumat (12/3).

Dia mengatakan, sudah saatnya guru dan Disdik memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berusaha sendiri pada saat pelaksanaan UN kerena hasil UN akan dijadikan pemetaan mutu pendidikan guna melalukan pemerataan pendidikan kedepan. “Untuk itulah Disdiksu memanggil seluruh Disdik kabupaten/kota untuk melaksanakan UN secara jujur yang ditandai dengan penandatanganan integritas kejujuran,” tekan Bahrumsyah.

Pada penantanganan tersebut selain dihadiri oleh Disdik 33 kabupten/kota juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), H Syamsul Arifin yang diwakili oleh Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sumut, Edi Sofyan. Pada kesempatan itu juga dilakukan pembahasan mengenai Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Pendidikan Sumatera Utara yang akan digelar pada 31 Maret mendatang. “Kita juga mengumpulkan bahan-bahan tentang pendidikan yang ada di kabupaten/kota sebagai bahan untuk musrembang,” kata Bahrumsyah.
Sebelumnya, Koordinator pengawas UN dari perguruan tinggi, Prof H Syawal Gultom mengatakan, indikasi adanya kecurangan kemungkinan besar pasti terjadi dan yang terpenting adalah bagaiman untuk meminimalisir kecurangan UN. “Sumber kerawanan UN itu ada pada naskah soal, tentunya mulai dari penulisan naskah, pencetakan, serta pendistribusian dan indikasi lainnya yang mengarah pada kecurangan-kecurangan,” ucap Syawal.

Kerawanan UN, lanjut Syawal, juga tergantung pada keberadaan pengawas. Pengawas ini bertugas mengawasi pelaksanaan UN agar bisa berjalan dengan tertib dan tidak ada kecurangan dalam pelaksanaannya. “Keberadaan pengawas sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal,” katanya.(aje)

Sumber: Berita Sore on Maret 13, 2010

Sebanyak 111 Siswa Berprestasi Dapat Penghargaan Bupati

Written by Edi Saputra

111 siswa SMU dan SMK Negeri yang berprestasi se-Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mendapatkan piagam penghargaan dari Bupati Sergai, HT Erry Nuradi. Piagam penghargaan ini diserahkan Erry Nuradi di halaman kantor Dinas Pendidikan Sergai di Sei Rampah, Selasa (9/3) lalu.

Dalam kesempatan ini, Erry Nuradi mengatakan setiap siswa sekolah harus mempunyai disiplin dan semangat belajar yang tinggi. Siswa juga harus mempunyai harapan untuk ikut membangun bangsa dan negara, karena siswa merupakan calon pemimpin bangsa masa depan.

Setelah 12 tahun mengikuti pendidikan dasar dan menengah yakni mulai dari tingkat SD sampai SMA dan SMK, para siswa kelas 3 SMA dan SMK yang sebentar lagi akan memasuki Ujian Nasional (UN). "Diharapkan sudah mempunyai cita-cita yang jelas untuk langsung bekerja mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi," papar Erry.

Tamat dari bangku SMA dan SMK, lanjut Bupati, bukan akhir dari pendidikan formal tapi hal itu baru menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. "Tanpa cita-cita dan harapan yang jelas, maka semua kehebatan dan kepintaran yang sudah diperoleh sebelumnya akan hilang tergeser oleh kemajuan zaman," tuturnya.

Apel bersama penyerahan piagam penghargaan kepada 111 siswa berprestasi itu dihadiri juga oleh Kadis Pendidikan Sergai Drs. H. Rifai Bakri Tanjung, para pejabat Dinas Pendidikan Sergai termasuk KCD Kecamatan, Kepala SMA dan SMK serta 2.305 siswa kelas 3 SMA dan SMK se-Kabupaten Sergai.

Sumber: Harian Global- Thursday, 11 March 2010 11:51

Rabu, 10 Maret 2010

PEMILU KEPALA DAERAH: Pegawai Negeri Sipil Diminta Tetap Netral



Jakarta, Korps Pegawai Republik Indonesia meminta pegawai negeri sipil di daerah yang sedang melaksanakan pemilihan kepala daerah harus bersikap netral. PNS yang melanggar peraturan netralitas akan diberikan sanksi yang tegas.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraeni selaku Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Rabu (10/3). ”Perlu diketahui, dulu Korpri berada di luar kedinasan, tetapi sekarang di dalam kedinasan, jadi semua PNS adalah anggota Korpri. Peraturan jelas menyatakan bahwa PNS harus netral dalam pemilu,” kata Diah.
Pasal 79 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang melibatkan PNS serta anggota TNI dan Polri sebagai peserta kampanye dan juru kampanye dalam pilkada. Sanksi bagi PNS yang tidak netral diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Diah meminta kepada pejabat struktural tertinggi di daerah, yaitu sekretaris daerah (sekda), untuk melakukan pembinaan kepegawaian. ”Sekda harus membina pegawai karena sesama PNS, jadi bisa mengawasi dan tidak terimbaskan oleh politik. PNS kadang-kadang ketakutan dengan euforia politik sehingga berpikir, jangan-jangan ganti pejabat, pegawainya juga dihabisi. Ini tidak boleh terjadi karena perjalanan PNS tidak sama dengan karier politik,” ujarnya.
Menurut Diah, Korpri akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu untuk mengawasi PNS di daerah yang melaksanakan pilkada. Secara terpisah, anggota Bawaslu, Wirdyaningsih, mengungkapkan, pejabat berkuasa (incumbent) yang maju dalam pilkada mempunyai potensi untuk melibatkan PNS. ”Incumbent melakukan dengan caranya yang halus, dengan melakukan kegiatan-kegiatan terselubung melibatkan PNS,” kata Wirdaningsih.
Dari data Bawaslu disebutkan, dari 93 daerah yang sedang melaksanakan tahapan pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah, 28 daerah mempunyai calon kepala daerah yang incumbent. (SIE)

Sumber: Kompas - Kamis, 11 Maret 2010 | 04:06 WIB

Minggu, 07 Maret 2010

DAVID HILL MENGAMATI MOCHTAR LUBIS

ATMAKUSUMAH

Tidak pernah terbayangkan oleh David T Hill, pengamat masalah Asia dari Australia, bahwa ia akan memerlukan waktu tiga dasawarsa untuk menyelesaikan dan menerbitkan biografi wartawan, sastrawan, dan budayawan Mochtar Lubis, yang memasuki ulang tahun ke-88 pada 7 Maret tahun ini. Buku ini, yang diterbitkan oleh penerbit Routledge di London dan New York menjelang ulang tahun ke-11 windu itu, bukanlah biografi pesanan almarhum dan tidak pula mendapat dukungannya.

Buku ini sarat dengan analisis kritis. Salah satu bagiannya malahan ditolak oleh subyek biografi sehingga penulisnya, yang sudah amat dekat dengan pendiri harian Indonesia Raya itu, merasa gelisah selama bertahun-tahun karena penolakan ini. Tidak terhindarkan lagi, David Hill lambat laun tiba pada sikap mengagumi subyek biografinya dan bahkan merasa perkembangan kehidupannya dipengaruhi oleh Mochtar Lubis. Dalam kedekatan persahabatan ini, Mochtar Lubis memberinya fotokopi naskah asli catatan hariannya ketika ditahan selama dua setengah bulan di tempat tahanan politik Nirbaya, di tepi tenggara Jakarta, pada Februari sampai April 1975.

Catatan harian itu, dalam bahasa Indonesia bercampur bahasa Inggris, semula hanya diterbitkan dalam terjemahan bahasa Belanda, berjudul Kampdagboek, di Nederland pada 1979, empat tahun setelah ditulis. Naskah aslinya, Nirbaya—Catatan Harian Mochtar Lubis dalam Penjara Orde Baru, barulah diterbitkan di Jakarta lebih dari 30 tahun kemudian, yaitu pada 2008. Inilah naskah yang diperoleh David Hill dari Mochtar Lubis. Pada tahun itu pula, penerbit buku ini, Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, memprakarsai pemberian penghargaan tahunan, Mochtar Lubis Award, bagi sejumlah kategori karya jurnalistik yang terbaik.

Pelarangan buku

Catatan harian di Nirbaya, yang judul aslinya dari Mochtar Lubis adalah Nirbaya—Sebuah Buku Harian dalam Tempat Tahanan, jauh lebih pendek daripada Catatan Subversif yang pertama kali diterbitkan pada 1980. Naskah ini mencatat pengalamannya dalam penjara dan tahanan rumah hampir terus-menerus selama lebih dari sembilan tahun pada masa Orde Lama, dari 22 Desember 1956 sampai 17 Mei 1966.

Pada masa Orde Baru dan Orde Lama memang biasa terjadi kesulitan menerbitkan buku-buku kritis di dalam negeri. Sering pula terjadi pelarangan buku, yang bahkan masih dapat terjadi sampai sekarang, pada masa Orde Reformasi—karena masih berlaku ”Penetapan Presiden tentang Pengamanan terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum”—yang sudah berumur hampir setengah abad.

Novel Senja di Jakarta, misalnya, barulah dapat diterbitkan di Jakarta pada 1970, tujuh tahun sesudah terjemahannya, Twilight in Jakarta, lebih dulu diterbitkan di London dan beredar di seputar dunia pada awal 1963. Tahun berikutnya novel itu diterbitkan di Amerika Serikat dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Melayu di Kuala Lumpur pada tahun 1965.

Novel itu, karya fiksi Mochtar Lubis yang pertama diterjemahkan dalam bahasa Inggris, digambarkan oleh penulis resensi Alan Nicholls dalam harian The Age (16 Maret 1963), surat kabar berpengaruh di Melbourne, Australia, sebagai ”novel penting yang pertama dari Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris. Novel ini akan membangkitkan perhatian amat besar di mana pun novel ini dibaca”.

”Bongkar pasang” biografi

Akan tetapi, perselisihan pendirian antara subyek biografi dan penulisnya telah memberi hikmah. ”Bongkar pasang” penyusunan biografi ini selama 30 tahun akhirnya dapat menghadirkan kisah perjalanan panjang kehidupan Mochtar Lubis secara lengkap, sejak ia dilahirkan di Padang pada 7 Maret 1922 sampai saat meninggal di Jakarta pada 2 Juli 2004.

Pada awalnya, gagasan untuk menelusuri kehidupan pemimpin umum dan pemimpin redaksi Indonesia Raya itu merupakan proyek penulisan disertasi ketika David Hill menjadi mahasiswa doktoral pada Pusat Asia Tenggara di Universitas Nasional Australia di Canberra sejak 1979. Ia memulai proyek ini sambil mengajar di Departemen Indonesia dan Melayu di Universitas Monash di Melbourne. Biografi yang dihasilkannya baru benar-benar selesai pada 2009 ketika mengajar pada Program Studi Asia di Universitas Murdoch di Perth.

Dua tahun lamanya, 1980 sampai 1982, ia melakukan riset di Indonesia tentang makna posisi Mochtar Lubis dalam pertarungan media pers serta pergolakan kebudayaan, sosial, dan politik di Indonesia selama setengah abad sejak tahun-tahun awal kemerdekaan. Tesis doktoralnya baru rampung enam tahun kemudian, Juli 1988, dengan judul ”Mochtar Lubis: Author, Editor, Political Actor”.

Ada perubahan pada judul biografi yang diterbitkan menjelang hari ulang tahun ”wartawan jihad” itu tahun ini: Journalism and Politics in Indonesia—A Critical Biography of Mochtar Lubis (1922-2004) as Editor and Author. Namun, esensi isinya tetap konstan dan penulisnya tak mundur dari pertentangan pendiriannya dengan subyek biografi. Perhatian penulisnya terutama dipusatkan kepada peranan Mochtar Lubis sebagai redaktur surat kabar dan wartawan selain ketenarannya sebagai pengarang dan tokoh kebudayaan. Akan tetapi, kata David Hill, ”Sadar atau tidak sadar, informasi yang dipilih tentu saja mencerminkan nilai-nilai, perspektif, dan asumsi saya sendiri.”

Wartawan jihad

Mochtar Lubis adalah budaya- wan dan wartawan. Ia adalah sas- trawan, pengarang cerita anak- anak dan satir, kolumnis, pelukis, pematung, pembuat keramik, pencinta pelestarian alam, dan aktivis lingkungan hidup—untuk hanya menyebutkan beberapa di antara kegiatannya. Ia juga peminat, pengamat, dan penulis sejarah. David Hill menyebutnya pula sebagai aktor politik.

Mochtar Lubis bagaikan prisma, menurut David Hill. Melalui prisma ini, orang dapat mengamati berbagai lingkungan kehidupan sosial yang digaulinya: intelektual, artistik, jurnalistik, dan politik. Melalui prisma ini pula, orang juga dapat melihat perjalanan sejarah nasional selama masa hidup Mochtar Lubis.

Dalam masyarakat internasional ia adalah wartawan Indonesia yang paling dikenal. Untuk waktu lama, ia merupakan pengarang yang karyanya paling banyak diterjemahkan, sebelum kemudian mengalir terjemahan karya-karya Pramoedya Ananta Toer. David Hill mengatakan, orang lain mungkin dapat melebihi pencapaiannya dalam satu bidang tertentu. Namun, sulit membayangkan bahwa ada seorang tokoh Indonesia yang lain yang mampu mengungguli keterkenalannya secara internasional dalam dua bidang sekaligus—kesusastraan dan kewartawanan.

David Hill menyebutkan beberapa kekurangan Mochtar Lubis dibandingkan dengan kekuatan atau kelebihan sejumlah wartawan, pemikir, seniman, tahanan politik, dan ”pembangun institusi” sezamannya, seperti Rosihan Anwar, Jakob Oetama, Adnan Buyung Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Pramoedya Ananta Toer, atau Rendra. Walaupun demikian, ia berkesimpulan: ”Sebagai wartawan jihad (crusading journalist), Mochtar Lubis menunjukkan keberanian yang gigih, semangat moral yang berapi-api, dan tekad yang teguh.”

Dalam pengamatannya, Mochtar Lubis bagi para wartawan muda merupakan lambang yang berpengaruh, yang memiliki komitmen pada pandangan tertentu tentang apa yang harus dilakukan oleh profesi kewartawanan, yang mempertahankan prinsip-prinsipnya dan akan menanggung akibat-akibatnya. Apabila tidak dapat menerbitkan apa yang menurut keyakinannya perlu dikatakan, Mochtar Lubis akan menerima pembredelan surat kabarnya daripada berkompromi.

”Jurnalismenya yang langsung dan tanpa kompromi (direct, unyielding journalism) berakhir dengan kekalahan, baik pada 1950-an maupun pada 1970-an,” kata David Hill. Surat kabar yang dipimpinnya dibredel pada kedua masa pemerintahan oleh pemerintahan Presiden Soekarno (September 1958) dan pemerintahan Presiden Soeharto (Januari 1974). Ia ditahan pada masa Orde Lama dan juga pada masa Orde Baru tanpa diadili.

Akan tetapi, amatlah besar kekuatan ilham dari upaya (yang dilakukan Mochtar Lubis) itu karena sejumlah besar orang Indonesia, baik para wartawan maupun para pembaca surat kabar, tidak menyukai dan menolak alternatif lain, yaitu jurnalisme berhati-hati dan bermakna ganda (cautious and ambiguous journalism) yang selama beberapa dasawarsa mendominasi jurnalisme Indonesia.

ATMAKUSUMAH Pengamat Pers dan Pengajar Jurnalisme di Lembaga Pers Dr Soetomo, Jakarta
Kompas, Senin, 8 Maret 2010 | 04:05 WIB

Jumat, 05 Maret 2010

SISI MISTERIUS OTAK MANUSIA




Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Setelah ribuan tahun dipelajari dari berbagai, mulai terungkap beberapa sisi misterius otak manusia. Terdapat beberapa fakta yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikir oleh manusia.

Otak adalah salah satu organ yang paling menakjubkan di dalam tubuh manusia, karena ia dapat mengendalikan sistem saraf pusat agar bisa bekerja secara normal.

Otak manusia sangatlah kompleks dan terdiri sekitar 100 miliar saraf (neuron) dan ada begitu banyak hal terjadi di dalam otak dengan berbagai bidang yang berbeda. Karenanya otak termasuk salah satu organ vital dalam kehidupan manusia.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Jumat (5/3/2010) ini dia beberapa fakta lain seputar otak manusia yang belum banyak diketahui:

1. Otak tetap aktif meskipun kepala sudah terpenggal.
Berdasarkan pengamatan beberapa kisah diketahui bahwa otak manusia bisa tetap aktif selama beberapa detik setelah kepalanya dipenggal. Namun para dokter percaya bahwa hal tersebut merupakan refleksi kedut otot.

Dr Harold Hillman, mantan direktur Unity Laboratory of Applied Neural Biology di University of Surrey menuturkan bahwa kematian terjadi karena adanya pemisahan antara otak dengan sumsum tulang belakang, tapi hal ini bersifat menyakitkan sehingga banyak negara yang tidak memberlakukan metode ini.

2. Otak bisa mempelajari pesan bawah sadar.
Otak dapat mempelajari pesan yang berasal dari alam bawah sadar seseorang sehingga nantinya akan mempengaruhi perilaku dari orang tersebut. Banyak perusahaan menggunakan hal ini sebagai ajang promosi untuk mempengaruhi seseorang agar mau membeli produknya.

3. Obat-obatan bisa menyebabkan lubang di otak.
Salah satu penelitian menyatakan penggunaan obat seperti mariyuana bisa menghilangkan sedikit memori, sedangkan untuk obat seperti kokain atau ekstasi dapat menimbulkan lubang di otak. Sebenarnya satu-satunya hal yang dapat menimbulkan lubang di otak adalah akibat adanya trauma atau benturan fisik.

Selain itu sebuah studi dari New Scientist menyatakan penggunaan obat-obatan jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan tidak normal dari otak yang bersifat permanen, karenanya sulit untuk mengubah perilaku dari seorang pecandu.

4. Otak manusia berwarna abu-abu.
Beberapa bagian dari tubuh memiliki warna tersendiri untuk darah, jaringan, tulang atau cairan lain. Tapi jika otak manusia diawetkan dalam stoples meskipun masih berdenyut kebanyakan berwarna abu-abu, karena itu seluruh otak kadang disebut sebaagi materi abu-abu. Namun otak juga tetap mengandung materi putih yang terdiri dari serat saraf untuk menghubungkan materi abu-abu.

Sedangkan komponen yang berwarna hitam disebut dengan substantia nigra yang merupakan neuromelanin hitam, yaitu pigmen khusus yang sama dengan warna kulit dan rambut dan merupakan batas dari bagian basal ganglia.

5. Otak manusia merupakan otak yang paling besar.
Beberapa binatang bisa menggunakan otaknya untuk melakukan berbagai hal yang dilakukan oleh manusia. Tapi sebenarnya otak manusia berukuran paling besar dibandingkan dengan otak binatang manapun. Rata-rata berat otak manusia dewasa sebesar 1,361 kilogram, berat ini hampir sama dengan binatang lumba-lumba yang dianggap sebagai hewan yang cerdas.

Namun berat dari otak ini dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, sehingga otak manusia tetap saja menjadi yang paling besar. Selain itu kecerdasan juga berkaitan dengan berbagai komponen di otak, dan mamalia memiliki korteks serebral terbesar yang bertanggung jawab terhadap fungsi memori, komunikasi dan berpikir.
(ver/ir)

Detik.health,Jumat, 05/03/2010 18:07 WIB

Wuihh.... Nikmatnya Kopi Mandheling


KOMPAS.com - Anda penikmat kopi? Sudah pernah mendengar atau menikmati kopi Mandheling? Kalau belum, jangan mengaku sebagai penikmat kopi sejati. Setidaknya Anda tahu apa itu kopi Mandheling, meskipun mungkin belum pernah mencicipinya. Hmm…kopi Mandheling? Kopi apa itu? Dari daerah mana?
Ehem…saya juga belum lama tahu sebenarnya. Itu pun setelah mengobrol via dunia maya dengan seorang sahabat. Dia bercerita kalau ternyata selain kopi Sidikalang, kopi Aceh, dan kopi-kopi lain dari daerah-daerah di Indonesia dan terkenal sampai ke penjuru dunia, ada juga yang namanya kopi Mandheling. Kata Mandheling sendiri adalah penyebutan orang-orang asing terhadap kata Mandailing, yang merupakan salah satu nama suku di Sumatera Utara. Bila sedikit dipanjangkan, Mandailing Natal (Madina), nah itu merupakan nama kabupaten di sana, yang jauhnya kira-kira 12 jam dari kota Medan.

Entah kebetulan atau tidak, ketika saya mengobrol tentang kopi Mandailing (saya sebut saja dengan pelafalan Indonesia) dengan sahabat saya itu, saya sedang berada di Panyabungan, ibukota Madina untuk waktu yang cukup lama sampai beberapa bulan. Jujur, saya sebenarnya jadi malu sendiri karena baru tahu perihal kopi Mandailing yang sempat mendunia sejak tahun 1800-an sampai tahun-tahun menjelang Indonesia merdeka, padahal saya sendiri bersuku Mandailing dan memiliki Ayah yang berasal dari suatu desa di Madina.

Kenapa bisa baru tahu ya? Entahlah. Selain karena mungkin saya pribadi tidak terlalu antusias untuk menelusuri sejarah dan warisan kekayaan budaya sendiri (yang amat sangat disayangkan sebenarnya), akhirnya saya menganggap ketidaktahuan saya terhadap hal ini juga dikarenakan tidak satu pun anggota keluarga inti saya yang bergelar penikmat kopi apalagi pecandu, sehingga tidak ada semacam dongeng atau pembicaraan tentang kopi Mandailing ini.
Akhirnya saya cari tahu sendiri melalui internet tentang sejarah kejayaannya di masa lalu. Untuk sejarahnya ini, saya kira cukup menyertakan link saja untuk efisiensi agar tulisan ini tidak terlalu panjang atau sampai dibuat berseri.

Sejak tahu tentang kopi Mandailing ini, saya jadi penasaran dan bahkan ingin mencicipinya. Kebetulan saya sedang tinggal di daerah asalnya sehingga langsung saja saya tanyakan pada orang-orang di sini. Pertama, saya tanyakan dimana itu Pakantan? Pakantan, desa asal Adnan Buyung Nasution ini pernah dijuluki sebagai “gunung mas” karena kekayaan kopi arabica-nya yang melimpah, dan sampai sekarang kebun kopi tua di daerah ini kabarnya masih tersisa sekitar 5 hektar dan tanaman kopinya masih ada yang berumur ratusan tahun.
Sayang, daerah itu ternyata masih jauh dari Panyabungan sehingga rasanya mustahil bagi saya untuk ke sana saat ini, mengingat tujuan utama saya ke kota ini tidak memungkinkan untuk itu. Tapi keinginan itu masih saya endapkan dalam pikiran, hingga akhirnya secara tak sengaja saya menonton acara berita di Metro TV yang pada akhir segmennya memberitakan tentang kopi takar yang ada di Madina. Wow…sangat menarik!

Kopi takar atau kopi batok yang saya lihat di acara televisi itu sungguh unik tampilannya. Sesuai dengan namanya, takar yang berarti tempurung atau batok kelapa menjadi wadah penyajiannya. Batok bukan sembarang batok. Batok kelapa yang ini terbuat dari batok kelapa gading yang dibentuk seperti cangkir lengkap dengan tatakannya. Yang uniknya lagi, kopi khas Madina itu disajikan dalam cangkir batok tersebut dengan sebatang kayu manis dimasukkan ke dalamnya, persis seperti sedotan. Dan memang benar, cara meminumnya sama seperti kita meminum jus dengan sedotan. Hmm…makin penasaran.

Didorong rasa penasaran itu, saya langsung bersemangat untuk segera mencari tahu dimana lokasi warung kopi atau rumah makan yang menyediakan kopi bercita rasa Madina itu. Uniknya, beberapa orang Panyabungan yang saya tanya tidak tahu menahu dimana tempat yang dapat mempertemukan saya dengan kopi takar tersebut. Barulah setelah beberapa waktu saya tahu dari seseorang tentang salah satu rumah makan yang menyediakan menu kopi takar. Konon tidak banyak tempat di sekitar Panyabungan ini yang menyediakan menu tersebut.
Lucunya, rumah makan yang direkomendasikan itu sebenarnya sudah cukup sering saya kunjungi selama tinggal di sini, yang merupakan salah satu rumah makan yang terkenal di Madina karena cita rasa masakan khas Mandailing-nya yang nikmat. Rumah makan itu berdesain seperti pondokan-pondokan yang didirikan di tepi Aek Singolot (Sungai Singolot) yang berbatu-batu dan berair cukup deras.

Di seberang rumah makan yang dibatasi sungai itu berjejer pepohonan yang hampir semuanya adalah pepohonan karet. Terkadang tampak gerombolan kera berkeliaran di sana, berlari-larian dari hulu ke hilir. Pepohonan karet yang rimbun menyerupai hutan itu plus suara aliran sungai yang tak pernah berhenti dari hulu sungguh membuat suasana sangat teduh dan nyaman, meski cuaca sedang terik sekalipun. Tak heran, nafsu makan sering bertambah saat bersantap di tempat ini.

Selama ini saya tidak tahu kalau kopi takar itu ada dalam menu andalan rumah makan yang bernama “Pondok Paranginan” ini. Mungkin karena tidak ada daftar menu sebab semua sajian makanannya dihidang seperti di rumah makan Padang. Selama beberapa kali saya berkunjung ke sana juga tidak ada pelayan yang memberitahu perihal kopi warisan ini atau tidak ada media promosi seperti pamflet atau lainnya.
Maka jadilah, dalam suatu kesempatan saya ke sana. Dengan semangat, saya langsung meminta secangkir kopi takar. Pesanan pun sampai tepat ketika saya telah selesai bersantap siang dengan hidangan Mandailing yang lezat. Apa yang saya lihat persis seperti yang saya lihat di televisi. Secangkir kopi takar plus sebatang kayu manis yang dicelupkan ke dalamnya. Wah, rasanya tak sabar untuk segera mencicipinya.

Saya aduk dulu perlahan kopi hitam yang mengepul dan tampaknya tak terlalu kental tersebut dengan batangan kayu manis. Saya angkat lalu hisap ujung kayu manisnya yang tadi tenggelam dalam kopi. Hmm…agak aneh rasanya. Jelas, karena yang dominan terasa adalah kayu manisnya. Saya coba trik meminumnya seperti yang saya lihat di televisi. Sekarang saya menggunakan batangan kayu manis tersebut sebagai sedotan. Di awal-awal masih belum terasa nikmatnya. Mungkin karena saya sejatinya bukan penikmat kopi. Hanya saja kali ini sedang berperan sebagai pencicip kopi.
Saya makin penasaran dengan kopi ini yang katanya nikmat. Saya coba lagi trik tersebut dengan menyeruputnya perlahan. Saya rasakan bubuk kopi halus memenuhi lidah namun tak sampai membuat saya tersedak karena saking halusnya. Rasa hangat kayu manis mulai menjalari kerongkongan. Saya seruput lagi dan perlahan namun pasti, saya mulai merasakan kenikmatannya. Sebuah perpaduan rasa kopi Madina dan kayu manis yang unik. Tidak terlalu manis dan hangat sampai ke perut. Rasa khawatir yang sering menyergap kala meminum kopi, khususnya kopi instan; jantung berdebar-debar, pusing, sampai berkeringat dingin, tidak dirasakan. Bahkan tubuh dan pikiran terasa lebih segar, padahal sebelumnya sempat merasakan kantuk karena kurang tidur.

Tak lupa, saya sempat tanyakan juga apa saja bahan-bahan untuk membuat kopi takar ini kepada pemilik rumah makan yang ikut turun tangan menangani urusan dapurnya. Ternyata sederhana saja. Kopi Mandailing diseduh dengan rebusan air gula aren, dan sebagai sentuhan akhir, celupkan sebatang kayu manis ke dalamnya. Oh, ini satu lagi yang membuat cita rasa kopi ini berbeda. Gula aren atau gula merah. Hmm…boleh juga, pikir saya. Boleh juga bila menjadikan kopi takar ini sebagai menu wajib yang harus selalu dipesan bila bertandang ke sini. (Annisa F Rangkuti)

Kompas, Jumat, 5 Maret 2010 | 15:36 WIB

Kamis, 04 Maret 2010

Ratusan Pendukung Antarkan Indra Porkas-Firdaus Ke KPUD Madina

Written by Redaksi Web
Thursday, 04 March 2010 13:07

Ratusan pendukung dari berbagai elemen masyarakat mengantarkan pasangan bakal calon (balon) bupati/wakil bupati Ir Indra Porkas Lubis MA-H Firdaus Nasution saat mendaftarkan diri secara resmi ke KPU Madina,Rabu ( 3/2).
Pasangan yang diusung oleh 20 gabungan partai politik ini merupakan pasangan balon bupati dan wakil bupati yang pertama mendaftar, setelah KPU Madina membuka pendaftaran balon yang akan ikut bertarung pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2010, yang dimulai Rabu ( 3/3) hingga Selasa ( 9/3).

Diiringi ratusan pendukungnya, pasangan Porkas-Firdaus mengawali prosesi pendaftaran mulai dari rumah makan Ladang Sari Ipar Bondar Kecamatan Panyabungan dengan konvoi kenderaan roda empat menuju KPUD Madina di Jalan Bakti ABRI. Turut dalam rombongan yang mengiringi, ketua dan sekretaris parpol pendukung, LSM pendukung, maupun simpatisan yang sengaja datang dari berbagai penjuru Madina.

Pasangan Indra-Firdaus tiba di kantor KPU sekira pukul 12.30 WIB, yang diterima langsung oleh ketua KPU Jefri Anthoni SH dan anggota divisi pencalonan Raimah Siregar SPd, serta sejumlah staf yang jauh-jauh hari sudah siap menunggu kedatangan pasangan balon yang akan mendaftarkan dirinya di pentas Pilkada Madina 2010.
Adapun ke 20 partai politik yang mengusung pasangan Indra Porkas-Firdaus Nasution yakni partai Gerindra , PPI , PKNU , Pakar Pangan , PKPB , PPRN , PDP, Kedaulatan , PPIB, PPD, PIS, PDS , Merdeka, PPNUI, PNBKI, PKPI, PMB, Republikan, PPI dan Pelopor dengan akumulasi 53.217 suara.

Pihak KPUD Madina menerima langsung pendaftaran pasangan Porkas-Firdaus Nasution, dengan satu persatu berkas persyaratan pencalonan diteliti, utamanya berkas partai politik yang mengusung untuk dapat secara resmi diterima setelah dinyatakan memenuhi persyaratan.

Setelah satu jam lebih melakukan pemeriksaan berkas, Ketua KPU Jefri Anthoni bersama Raimah Siregar menyatakan menerima berkas pendaftaran Indra Porkas Lubis-Firdaus Nasution sebagai pasangan balon bupati dan wakil bupati Madina priode 2010-2015.
"Berkas sudah menenuhi persyaratan untuk mengajukan calon dan akan diverifikasi sesuai perundang-undangan berlaku, karena bisa saja diprediksi adanya salah satu partai yang mengusung dua atau lebih balon bupati/wakil bupati. Begitupun masih ada lagi yang harus dilengkapi," ujar Jefri.

Hingga sore hari pertama pendaftaran, masih pasangan bakal calon Inrda-Firduas yang mendaftarkan dirinya. " Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati lainnya,kemungkinan besar mendaftarkan diri dua atau tiga hari kedepan," ujar Jefri Anthoni.

Berantas Korupsi

Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Madina, Indra Porkas Lubis MA dan Firdaus Nasution sebelumnya telah menyampaikan visi dan misi yang mereka usung dalam Pilkada Madina 2010.

Dalam pemaparan keduanya, pasangan ini telah bertekad untuk memberantas korupsi dan mengembalikan hak rakyat. Balon bupati Indra Porkas menyampaikan misi kepemimpinannya nanti dengan mewujudkan masyarakat Madina yang dinamis, sejahtera, dan terdepan.

Selain itu, pasangan ini menyampaikan misi mereka dalam pembangunan infrastruktur yang sudah sangat mendesak di Madina. Indra menyampaikan, misi utama yang diembannya bersama Firdaus Nasution adalah mewujudkan dengan segera pembangunan Infrastruktur terutama jalan dan jembatan untuk menjangkau desa-desa terpencil.
Kemudian misi yang kedua adalah memperbaiki sector pendidikan dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang diiringi dengan sekolah gratis selama 12 tahun, ulai dari sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah sampai dengan sekolah menengah atas atau madrasah Aliyah.

Masalah kesehatan rakyat juga menjadi bagian dari misi pasangan ini yang akan menerapkan pembiayaan kesehatan gratis kepada masyarkat ekonomi lemah.
Indra dan Firdaus lebih lanjut menekankan akan tetap fokus didalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Keduanya juga menegaskan, pemakaian APBD Madina yang tidak berpihak kepada kemaslahatan masyarakat akan dihapuskan.
Keduanya juga mengungkapkan akan mengawal unsur keislaman yang sangat melekat di wajah Kabupaten Madina dengan memberantas penyakit sosial masyarakat seperti adanya minuman keras, narkoba, maupun prostitusi.

"Visi misi pasangan ini sangat jelas, yakni membangun Madina dengan mempergunakan skala prioritas. Saya berharap Golkar dapat mendukung bakal calon ini," ujar salah seorang tokoh masyarakat madina, H Choirudin Nasution, yang juga diaminkan oleh Ketua MPC PP Madina Syahriwan Nasution.

SUMBER: HARIAN GLOBAL